Seperti senja yang tak pernah bosan
mengecup bibir cakrawala,
begitu pula rinduku padamu
tak henti berlabuh di hatimu.
Namamu adalah bintang yang berpendar
di langit batinku yang paling gelap,
setiap cahaya kecil darinya
menuntunku untuk terus berharap.
Aku adalah hujan yang jatuh diam-diam,
menyuburkan tanah kerinduan,
sementara engkau adalah pelangi
yang hanya sesekali menampakkan senyum.
Jika takdir enggan menuliskan
namaku di samping namamu di dunia ini,
aku akan tetap berjalan,
meski harus terluka oleh duri waktu.
Di setiap malam yang panjang,
aku titipkan namamu pada angin,
agar sampai pada Tuhan
dengan doa yang tak pernah usai.
Dan bila aku tidak bisa hidup bersamamu di dunia ini,
aku pasti akan mencarimu di surga nanti,
melewati sungai-sungai jernih,
melewati taman-taman abadi,
hingga aku temukanmu dalam pelukan tak berakhir.
Karena cinta ini tak mengenal batas,
tak tunduk pada jarak,
tak lekang oleh usia,
dan tak runtuh oleh kematian.
Selama langit masih biru,
selama samudra masih bergelora,
namamu akan selalu kupanggil
dengan suara yang hanya Tuhan dan aku yang tahu.
Sampai tiba waktunya,
kita kembali dipertemukan
bukan lagi di dunia yang fana,
melainkan di keabadian
tempat segala cinta berpulang.
Sabtu, 27 September 2025
Aku Mencarimu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Aku Mencarimu version 1.2
Di setiap detik yang sunyi, namamu berputar seperti doa, menyelinap di sela napas, mengisi ruang kosong dalam dada. Kau hadir sebagai cahaya...
-
Picture to Burn Aku seharusnya tahu sejak awal. Dari cara dia selalu menatap bayangannya sendiri di kaca mobilnya, bagaimana dia lebih men...
-
A Tesla coil is an electrical resonant transformer circuit invented by the Serbian-American inventor Nikola Tesla in the late 19th century....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar